Video Viral Picu Kepanikan Publik
Jagat media sosial dihebohkan oleh beredarnya sebuah video yang mengklaim bahwa mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Siti Fadilah Supari, menjadi korban pengeboman. Video tersebut menyebutkan mobil yang dikendarai Siti Fadilah mengalami ledakan hebat hingga hancur, namun sang mantan menteri diklaim selamat dari insiden tersebut.
Konten itu dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial sejak awal pekan Desember 2025. Banyak warganet yang membagikan ulang video tersebut disertai komentar bernada khawatir, simpati, hingga spekulasi mengenai motif di balik dugaan peristiwa pengeboman tersebut.
Narasi yang dibangun dalam video itu seolah-olah merupakan informasi eksklusif dan mendesak, sehingga mendorong banyak orang untuk langsung mempercayainya tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.
Kementerian Kesehatan Pastikan Informasi Tidak Benar
Menanggapi viralnya video tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) segera memberikan klarifikasi resmi. Melalui akun Instagram resminya, Kemenkes menegaskan bahwa informasi mengenai pengeboman mobil eks Menteri Kesehatan tidak benar dan merupakan hoaks.
Dalam unggahannya, Kemenkes menyatakan telah melakukan konfirmasi langsung kepada pihak keluarga. Hasilnya, dipastikan bahwa Siti Fadilah Supari dalam kondisi sehat dan tidak mengalami kejadian sebagaimana yang diklaim dalam video viral tersebut.
“#Healthies, beredar video dan narasi yang menyebut eks Menkes mengalami kecelakaan. Informasi tersebut tidak benar. Pihak keluarga memastikan Ibu Siti Fadilah Supari dalam kondisi sehat,” tulis Kemenkes RI dalam pernyataannya.
Klarifikasi ini sekaligus menepis berbagai spekulasi liar yang berkembang di ruang publik akibat narasi menyesatkan dalam video tersebut.
Isi Video Disebut Menyesatkan dan Tidak Berdasar
Video yang beredar diketahui berdurasi sekitar 1 menit 29 detik. Di dalamnya, ditampilkan tangkapan layar percakapan WhatsApp yang dikombinasikan dengan narasi suara. Video itu menyebutkan bahwa mobil yang ditumpangi Siti Fadilah Supari meledak akibat bom saat melintas di ruas Tol Cikampek.
Narasi tersebut bahkan menggambarkan kondisi kendaraan yang disebut hancur parah, serta menyebutkan adanya korban jiwa. Namun, tidak ada bukti visual yang jelas, laporan resmi kepolisian, maupun konfirmasi dari pihak berwenang yang mendukung klaim tersebut.
Kemenkes menegaskan bahwa seluruh isi video tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan sepenuhnya merupakan informasi palsu.
“Dengan demikian, narasi dalam video terkait mobil dibom, kecelakaan, hingga korban jiwa tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tegas Kemenkes.
Pola Hoaks Menggunakan Nama Tokoh Publik
Kasus ini kembali menunjukkan pola hoaks yang kerap menggunakan nama tokoh publik atau mantan pejabat negara untuk menarik perhatian masyarakat. Dengan mencatut figur yang dikenal luas, penyebar hoaks berharap informasi palsu tersebut cepat menyebar dan dipercaya.
Siti Fadilah Supari sendiri merupakan mantan Menteri Kesehatan RI periode 2004–2009 yang hingga kini masih dikenal publik karena pandangan dan sikap kritisnya terhadap sejumlah isu kesehatan global. Nama besar dan rekam jejaknya membuat klaim yang melibatkan dirinya mudah memancing perhatian warganet.
Pakar literasi digital menilai, hoaks dengan pola seperti ini sering kali memanfaatkan emosi, rasa takut, dan empati masyarakat agar informasi menyebar secara masif tanpa verifikasi.
Dampak Hoaks terhadap Masyarakat
Penyebaran hoaks bukan hanya menimbulkan kepanikan, tetapi juga berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap informasi yang beredar di media sosial. Dalam kasus ini, sebagian masyarakat sempat merasa cemas dan mempertanyakan kondisi keamanan nasional, khususnya terkait isu terorisme.
Selain itu, hoaks semacam ini juga berpotensi merugikan pihak yang namanya dicatut. Keluarga dan kerabat yang bersangkutan dapat mengalami tekanan psikologis akibat kabar bohong yang menyebar luas.
Kemenkes mengingatkan bahwa penyebaran informasi palsu dapat menimbulkan dampak hukum bagi pihak yang dengan sengaja membuat atau menyebarkan hoaks yang meresahkan masyarakat.
Imbauan Pemerintah kepada Masyarakat
Melalui klarifikasi ini, Kemenkes RI mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang bersumber dari media sosial dan aplikasi pesan instan.
Masyarakat diminta untuk selalu memeriksa kebenaran informasi melalui sumber resmi, seperti instansi pemerintah, media arus utama yang kredibel, atau pernyataan langsung dari pihak terkait.
“Jangan mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Pastikan kebenarannya terlebih dahulu agar tidak ikut menyebarkan hoaks,” demikian pesan yang disampaikan Kemenkes.
Pentingnya Literasi Digital di Era Informasi Cepat
Kasus video viral yang mengklaim mobil eks Menkes dibom ini menjadi pengingat pentingnya literasi digital di tengah derasnya arus informasi. Kecepatan penyebaran informasi di era digital sering kali tidak diimbangi dengan akurasi.
Tanpa sikap kritis, masyarakat dapat dengan mudah terjebak dalam informasi palsu yang dikemas seolah-olah meyakinkan. Oleh karena itu, kemampuan memilah, memverifikasi, dan mengevaluasi informasi menjadi kebutuhan mendesak.
Pemerintah bersama berbagai pihak terus mendorong peningkatan literasi digital agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh konten menyesatkan.
Kesimpulan: Klaim Pengeboman Dipastikan Hoaks
Dengan adanya klarifikasi resmi dari Kementerian Kesehatan RI, dapat dipastikan bahwa klaim mengenai mobil eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dibom adalah hoaks. Tidak pernah terjadi peristiwa pengeboman maupun kecelakaan sebagaimana narasi yang beredar di media sosial.
Kondisi Siti Fadilah Supari dilaporkan dalam keadaan sehat, dan masyarakat diimbau untuk tidak lagi menyebarkan video maupun narasi palsu tersebut. Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bersama untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi informasi yang viral di dunia digital.
Baca Juga : Viral Bajing Loncat Curi Besi, Polisi Pastikan Lokasi Asli
Jangan Lewatkan Info Penting Dari : infowarkop

