museros.site Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam membangun ekonomi nasional tidak dapat dipandang sebelah mata. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM menyumbang lebih dari 61 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja di Indonesia.
Dari jutaan pelaku UMKM tersebut, lebih dari separuhnya dijalankan oleh perempuan. Data menunjukkan 64,5 persen UMKM di Indonesia, atau setara dengan 37 juta unit usaha, dipimpin oleh perempuan tangguh yang berjuang menopang ekonomi keluarga sekaligus membantu menjaga stabilitas ekonomi bangsa.
Fakta ini menjadi dasar kuat bagi Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, untuk menyebut perempuan pelaku UMKM sebagai “pahlawan masa kini”. Menurutnya, mereka tidak hanya menjadi penggerak ekonomi keluarga, tetapi juga pondasi penting dalam memperkuat daya tahan ekonomi nasional.
“Ibu-ibu ini semua adalah pahlawan. Mereka membantu ekonomi negara, menjaga kesejahteraan keluarga, dan menciptakan kemandirian di tengah berbagai keterbatasan,” ujar Meutya dalam sebuah forum pengembangan kapasitas usaha di Kabupaten Deli Serdang.
Keberanian Perempuan dalam Memulai Usaha
Dalam sambutannya, Meutya menyoroti keberanian luar biasa perempuan Indonesia yang memulai usaha dengan modal terbatas. Bagi Meutya, keberanian para pelaku UMKM mikro adalah contoh nyata semangat juang rakyat kecil yang tidak menyerah pada keadaan.
“UMKM mikro itu adalah orang-orang paling berani. Mereka mungkin tidak punya modal besar, tetapi memiliki keyakinan kuat. Uangnya di tabungan sedikit, tapi tetap berani memutar uangnya demi bertahan hidup dan membantu ekonomi negara bergerak,” tuturnya.
Keberanian itu, lanjut Meutya, menjadi kekuatan besar yang menopang ekonomi nasional di tengah tekanan global. Ketika sektor besar mengalami guncangan akibat krisis atau pandemi, UMKM justru menjadi penyelamat ekonomi melalui fleksibilitas dan kreativitasnya.
Digitalisasi Jadi Kunci Peningkatan Daya Saing
Dalam era transformasi digital, Meutya menegaskan pentingnya digitalisasi UMKM agar pelaku usaha dapat memperluas jangkauan pasar. Ia mengajak seluruh pelaku UMKM, khususnya perempuan, untuk tidak takut memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan bisnis.
“Digitalisasi itu mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dengan memanfaatkan platform digital, kita bisa memperluas pasar, memperkenalkan produk ke seluruh Indonesia bahkan dunia,” jelasnya.
Melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), pemerintah berkomitmen menyediakan pelatihan digital marketing, e-commerce, dan literasi keuangan digital bagi pelaku UMKM. Program ini bertujuan agar para pelaku usaha, terutama yang berada di daerah, mampu bersaing di pasar nasional maupun global.
Meutya menilai banyak perempuan yang sebenarnya memiliki produk berkualitas, namun belum memiliki kemampuan digital yang memadai. Karena itu, pelatihan dan pendampingan digital menjadi langkah strategis untuk menghubungkan potensi lokal dengan pasar yang lebih luas.
Dari Dapur Rumah Menuju Dunia Digital
Kisah para pelaku UMKM perempuan menunjukkan bagaimana kreativitas dapat tumbuh dari hal sederhana. Banyak di antara mereka yang memulai usaha dari dapur rumah, seperti membuat kue, menjahit, atau menjual produk lokal khas daerah. Namun berkat sentuhan digital, usaha tersebut berkembang pesat dan dikenal hingga luar negeri.
Salah satu peserta forum, seorang ibu rumah tangga bernama Rina Marlina, membagikan pengalamannya. Ia awalnya menjual keripik singkong hanya di lingkungan sekitar. Namun setelah mengikuti pelatihan pemasaran digital, produknya kini dijual melalui platform online dan telah menembus pasar di luar provinsi.
“Awalnya saya takut pakai aplikasi, tapi setelah diajari, ternyata mudah. Sekarang jualan online bisa bantu keuangan keluarga,” ujar Rina sambil tersenyum.
Kisah-kisah seperti Rina menjadi bukti nyata bahwa digitalisasi dapat menjadi jembatan bagi perempuan untuk mandiri secara ekonomi tanpa harus meninggalkan peran utama mereka di keluarga.
Perempuan dan Ketahanan Ekonomi Nasional
Meutya Hafid juga menegaskan bahwa peran perempuan dalam UMKM bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga sosial. Di banyak daerah, perempuan berperan sebagai pemimpin komunitas, penggerak sosial, sekaligus inspirasi bagi generasi muda.
“Ketika perempuan berdaya, keluarga menjadi kuat. Dan ketika keluarga kuat, negara akan tangguh,” kata Meutya dalam kesempatan itu.
Ia mengingatkan bahwa pembangunan ekonomi tidak dapat hanya bertumpu pada sektor besar. UMKM, terutama yang digerakkan oleh perempuan, adalah bukti bahwa kekuatan ekonomi sejati lahir dari lapisan masyarakat terbawah.
Pemerintah, lanjutnya, akan terus memperluas program pemberdayaan UMKM perempuan melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga, termasuk perbankan dan sektor swasta. Fokusnya adalah akses modal, pelatihan bisnis, serta perluasan akses pasar digital.
Semangat “Pahlawan Ekonomi” yang Tak Pernah Padam
Di akhir acara, Meutya Hafid menyampaikan pesan inspiratif kepada ribuan peserta forum. Ia mengingatkan bahwa menjadi pahlawan masa kini tidak selalu berarti berjuang di medan perang, tetapi bisa melalui perjuangan menjaga ekonomi keluarga dan menciptakan peluang usaha di tengah keterbatasan.
“Ibu-ibu pelaku UMKM ini adalah pahlawan modern. Mereka membuktikan bahwa kerja keras, semangat, dan keberanian bisa menggerakkan roda ekonomi bangsa,” ujarnya.
Pesan itu disambut tepuk tangan meriah dari peserta forum, sebagian besar perempuan yang selama ini berjuang membangun usaha kecil dari nol.
Semangat mereka mencerminkan wajah baru perekonomian Indonesia — ekonomi yang digerakkan oleh tangan-tangan gigih para perempuan tangguh. Mereka bukan hanya penggerak UMKM, tetapi juga simbol ketahanan, kemandirian, dan kebangkitan ekonomi nasional.

Cek Juga Artikel Dari Platform updatecepat.web.id
