museros.site Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat program pengentasan kemiskinan melalui pemerataan akses energi. Salah satu langkah konkretnya adalah penyaluran 1.000 sambungan listrik gratis bagi masyarakat kurang mampu yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota di wilayah Jawa Tengah.
Program ini sepenuhnya dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan total dana sekitar Rp1,225 miliar. Bantuan tersebut tidak hanya memberikan akses listrik bagi warga yang belum teraliri, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi mereka.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Agus Sugiharto, menjelaskan bahwa seluruh target program tahun ini sudah berhasil direalisasikan. “Sebanyak 1.000 rumah telah menerima sambungan listrik baru, semuanya sudah tersambung dan aktif digunakan,” ujarnya.
Sejalan dengan Program Prioritas Pemerintah Daerah
Program sambungan listrik gratis ini merupakan bagian dari prioritas Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin yang menekankan pentingnya pemerataan energi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah menyadari bahwa listrik bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi juga penunjang kemajuan ekonomi dan pendidikan. Rumah yang dulunya gelap kini bisa lebih produktif. Warga dapat beraktivitas di malam hari, anak-anak bisa belajar dengan nyaman, dan pelaku usaha kecil dapat mengembangkan usaha rumahan.
Menurut Agus, kebijakan ini selaras dengan semangat pembangunan sosial khas Jawa Tengah yang dikenal dengan filosofi “Ngopeni Nglakoni” — artinya merawat dan menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab. Pemerintah ingin memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat pembangunan, termasuk mereka yang berada di pelosok desa.
Rincian dan Mekanisme Bantuan
Setiap penerima bantuan mendapatkan dukungan senilai Rp1.225.000, yang digunakan untuk pemasangan sambungan listrik baru di rumah masing-masing. Dana ini mencakup biaya instalasi, kabel, meteran, dan peralatan pendukung lainnya.
Program ini ditujukan khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki akses listrik sama sekali. Data penerima diperoleh melalui hasil verifikasi dan koordinasi antara pemerintah daerah, perangkat desa, serta PLN setempat agar bantuan tepat sasaran.
Selain itu, pemerintah juga menggandeng perusahaan swasta melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memperluas jangkauan program. Dari hasil kerja sama ini, tambahan 248 sambungan listrik berhasil diberikan kepada warga yang belum tercakup dalam alokasi APBD.
Manfaat yang Langsung Dirasakan Masyarakat
Kehadiran listrik membawa perubahan besar dalam kehidupan warga. Rumah-rumah yang dulunya hanya mengandalkan lampu minyak kini bisa terang benderang setiap malam. Aktivitas keluarga menjadi lebih mudah, mulai dari belajar, memasak, hingga bekerja.
Salah seorang penerima manfaat di Kabupaten Demak mengaku sangat terbantu dengan adanya sambungan listrik gratis ini. “Dulu kalau malam kami hanya pakai pelita. Anak-anak susah belajar. Sekarang rumah terang dan kami tidak perlu khawatir lagi,” ujarnya penuh rasa syukur.
Selain aspek kenyamanan, listrik juga membuka peluang ekonomi baru. Banyak warga mulai memanfaatkan energi listrik untuk mengembangkan usaha kecil seperti warung, menjahit, dan membuat produk olahan makanan. Dengan demikian, program ini tidak hanya mengentaskan kegelapan, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal.
Dukungan dan Kolaborasi Berkelanjutan
Agus Sugiharto menegaskan bahwa program sambungan listrik gratis tidak akan berhenti di tahun ini. Pemerintah berencana melanjutkan program serupa secara berkelanjutan dengan dukungan dana pusat dan kemitraan swasta.
“Kami akan terus melibatkan berbagai pihak agar tidak ada lagi warga Jawa Tengah yang hidup tanpa listrik,” kata Agus. Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, PLN, dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan pemerataan energi.
Selain bantuan pemasangan baru, Dinas ESDM juga tengah mengembangkan program edukasi tentang pemanfaatan energi hemat dan ramah lingkungan. Tujuannya agar masyarakat tidak hanya menikmati listrik, tetapi juga memahami pentingnya efisiensi energi.
Listrik Sebagai Simbol Keadilan Sosial
Bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, akses terhadap listrik bukan sekadar fasilitas teknis, melainkan simbol keadilan sosial. Dengan pemerataan energi, kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan dapat ditekan. Masyarakat di pelosok tidak lagi tertinggal dalam hal akses terhadap sumber daya dasar.
Program sambungan listrik gratis menjadi wujud nyata kehadiran negara dalam memenuhi hak dasar rakyat. Hal ini juga sejalan dengan agenda nasional untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 persen di seluruh Indonesia.
Gubernur Ahmad Luthfi menyampaikan bahwa listrik adalah salah satu indikator penting kesejahteraan. “Ketika rumah warga sudah teraliri listrik, maka pembangunan tidak lagi berhenti di kota. Keadilan sosial harus hadir hingga ke tingkat desa,” ujarnya dalam berbagai kesempatan.
Penutup: Menerangi Hidup, Menggerakkan Harapan
Penyaluran 1.000 sambungan listrik gratis menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Dengan rumah yang kini terang, peluang ekonomi dan pendidikan terbuka lebih lebar.
Program ini bukan hanya soal menyalakan lampu, tetapi juga menyalakan harapan. Dari setiap rumah yang kini terang, lahir optimisme baru bahwa pembangunan memang berpihak kepada rakyat kecil.
Melalui sinergi berkelanjutan antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, Jawa Tengah semakin mantap menuju masa depan yang terang, adil, dan berdaya — sebuah cita-cita besar yang lahir dari semangat Ngopeni Nglakoni, semangat untuk merawat dan menerangi kehidupan bersama.

Cek Juga Artikel Dari Platform liburanyuk.org
