Akses Pendidikan untuk Masa Depan
museros.site – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyerahkan secara langsung bantuan pemutihan ijazah tahap IV gelombang kedua tahun 2025 kepada 1.238 pelajar di Sekolah Strada Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/10/2025).
Program ini menebus ijazah yang selama ini tertahan di sekolah karena masalah biaya. Total dana yang disalurkan pada tahap ini mencapai Rp4,13 miliar.
“Hari ini saya bahagia sekali bisa menyerahkan pemutihan ijazah untuk 1.238 peserta didik dengan nilai Rp4,1 miliar lebih. Ini bagian dari tahap IV gelombang kedua,” kata Pramono.
Pramono Tetap Hadir Meski Kurang Sehat
Dalam sambutannya, Pramono mengungkapkan bahwa dirinya tetap hadir meski sedang kurang sehat. Ia mengaku sempat demam dan tidak bisa tidur semalam sebelumnya, namun tidak ingin melewatkan momen penting ini.
“Kalau bukan acara ini mungkin saya istirahat di rumah, tetapi saya tidak mau absen karena acara ini sangat saya tunggu,” ujarnya.
Pramono menilai, keberhasilan program ini membawa dampak nyata bagi kehidupan para penerima manfaat.
Ia mencontohkan kisah Sony dan Nadia, dua lulusan SMK yang berhasil mendapatkan pekerjaan setelah ijazah mereka ditebus melalui program pemutihan.
“Saya berharap bantuan ini tidak hanya bermanfaat hari ini, tetapi juga membuka jalan untuk pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik bagi masa depan keluarga,” ungkapnya.
Target Hingga 6.652 Ijazah pada 2025
Pramono menegaskan bahwa program pemutihan ijazah tidak akan berhenti di tahun ini.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan dapat menebus 6.652 ijazah hingga akhir 2025 dan akan melanjutkan program ini pada 2026 bila masih ada masyarakat yang membutuhkan.
“Kalau tahun depan masih ada yang belum terjangkau karena kurang informasi, kita akan teruskan. Harapannya tidak ada lagi ijazah yang tertahan karena biaya,” jelasnya.
Kolaborasi dengan Baznas Bazis
Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, program ini terlaksana berkat kerja sama Pemprov DKI dengan Baznas Bazis DKI Jakarta.
Ia melaporkan bahwa pada penyerahan tahap IV gelombang kedua ini, penerima manfaat berasal dari berbagai jenjang pendidikan:
- SD: 45 orang
- SMP: 266 orang
- SMA: 147 orang
- SMK: 759 orang
- PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat): 21 orang
Total anggaran yang disalurkan pada tahap ini mencapai Rp4.130.546.250.
Sejak tahap I hingga tahap IV, program ini telah menebus ijazah bagi 3.297 peserta didik dengan total bantuan senilai Rp12,08 miliar.
“Program pemutihan ijazah telah berjalan sejak tahap I dan kini sudah membantu ribuan pelajar berkat kolaborasi dengan Baznas Bazis DKI Jakarta,” jelas Nahdiana.
Manfaat Nyata bagi Pelajar dan Keluarga
Program pemutihan ijazah ini hadir untuk mengatasi hambatan ekonomi yang dialami banyak keluarga.
Ijazah yang tertahan di sekolah akibat tunggakan biaya sering kali membuat lulusan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau melamar pekerjaan secara formal.
Dengan adanya pemutihan, ijazah kembali ke tangan pemiliknya sehingga membuka akses yang lebih luas untuk pekerjaan, pendidikan, dan masa depan yang lebih baik.
Dukungan terhadap Pendidikan Lanjutan
Selain pemutihan ijazah, Pramono juga memaparkan perkembangan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
Hingga saat ini, 707.513 siswa telah menerima KJP dan 16.979 mahasiswa menerima KJMU.
Ke depan, Pramono membuka peluang agar penerima KJMU dapat melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang S2 dan S3.
“Tugas kita adalah memotong garis ketidakberuntungan dalam keluarga. Program ini saya awasi langsung, saya hafal jumlah dan persoalannya,” ujarnya.
Program yang Diapresiasi Masyarakat
Program pemutihan ijazah mendapatkan apresiasi dari masyarakat karena membantu mengatasi persoalan klasik dunia pendidikan: keterbatasan ekonomi yang menghalangi siswa memperoleh hak atas dokumen akademik mereka.
Banyak orang tua mengaku merasa lebih tenang karena anak-anak mereka kini dapat menggunakan ijazah untuk mencari pekerjaan atau melanjutkan studi.
Penutup: Langkah Nyata untuk Kesetaraan Akses Pendidikan
Upaya Pemprov DKI Jakarta dalam menebus ijazah yang tertahan menjadi contoh nyata kebijakan publik yang berpihak pada pemerataan akses pendidikan.
Program ini tidak hanya membantu menyelesaikan masalah administratif, tetapi juga membuka jalan bagi ribuan pelajar untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Komitmen pemerintah daerah untuk melanjutkan program hingga semua siswa yang berhak mendapatkan ijazahnya menunjukkan keseriusan dalam menghapus hambatan ekonomi dalam pendidikan dan memperkuat fondasi pembangunan SDM di Jakarta.
Cek juga artikel dari platform beritabumi
