museros.site – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, melontarkan ancaman keras terhadap kelompok Hamas terkait rencana perdamaian untuk Jalur Gaza. Trump memperingatkan Hamas agar menerima proposal perdamaian yang diusulkan AS dalam hitungan hari, atau menghadapi konsekuensi parah.
Pernyataan ini disampaikan Trump saat berbicara di hadapan para jenderal dan laksamana AS dalam sebuah pertemuan langka di Quantico, Virginia, pada Selasa (30/9/2025) waktu setempat.
“Kita akan mendapatkan satu tanda tangan yang kita butuhkan, dan penandatangan itu akan membayar di neraka jika mereka tidak menandatanganinya. Saya harap mereka menandatangani demi kebaikan mereka sendiri dan menciptakan sesuatu yang benar-benar hebat,” kata Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (1/10/2025).
🕊️ Rencana Perdamaian Trump untuk Gaza
Rencana perdamaian yang diusulkan Trump terdiri atas 20 poin yang dianggap paling komprehensif sejak konflik Israel–Hamas meletus pada 2022. Beberapa poin penting dalam proposal tersebut meliputi:
- Gencatan senjata segera setelah kesepakatan tercapai
- Pembebasan seluruh sandera yang ditahan Hamas dalam waktu 72 jam usai gencatan senjata
- Pembebasan sejumlah tahanan Palestina oleh Israel
- Perlucutan senjata penuh Hamas
- Penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza
- Pengerahan “pasukan stabilisasi internasional sementara” untuk menjaga keamanan transisi
- Pembentukan “Board of Peace” atau Dewan Perdamaian yang dipimpin oleh Trump, dengan anggota beberapa tokoh dunia, termasuk mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair
Trump menekankan bahwa rencana ini menjadi jalan keluar terbaik untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan ribuan warga sipil dan menghancurkan infrastruktur di Gaza.
⚠️ Ultimatum Trump kepada Hamas
Trump sebelumnya telah memberikan ultimatum tiga hingga empat hari kepada Hamas untuk merespons proposal ini.
“Kita hanya menunggu Hamas, dan Hamas akan melakukannya atau tidak. Dan jika tidak, itu akan menjadi akhir yang sangat menyedihkan,” tegas Trump kepada wartawan.
Rencana ini menuntut Hamas untuk melucuti senjata sepenuhnya dan menarik diri dari peran pemerintahan di Gaza. Namun, anggota Hamas yang bersedia hidup berdampingan secara damai di Gaza akan mendapatkan amnesti.
Hamas sejauh ini belum memberikan jawaban resmi. Seorang pejabat senior Hamas menyebut bahwa tanggapan akan diberikan setelah pihaknya meninjau dokumen rencana perdamaian dengan itikad baik, usai menerima salinan proposal dari Qatar dan Mesir yang berperan sebagai mediator.
🌍 Respons Dunia Internasional
Rencana damai Trump mendapat sambutan baik dari berbagai negara, termasuk negara-negara Arab dan Muslim yang menganggap proposal ini sebagai langkah awal menuju penghentian kekerasan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahkan secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap rencana tersebut dalam pertemuan bersama Trump di Gedung Putih.
Namun, pengamat menilai implementasi proposal tersebut tidak mudah, mengingat ketidakpercayaan yang mendalam antara Israel dan Hamas, serta potensi penolakan dari faksi-faksi keras di Gaza.
🔥 Dinamika Politik di Gaza
Hamas, yang didukung oleh Iran, telah menjadi penguasa de facto di Jalur Gaza sejak 2007. Kelompok ini menolak untuk mengakui keberadaan negara Israel dan sering bentrok dengan pasukan Israel.
Ancaman Trump dianggap sebagai tekanan diplomatik terkuat yang diberikan AS terhadap Hamas dalam upaya menghentikan perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.
Trump juga menyampaikan bahwa dunia internasional tidak bisa terus-menerus menanggung dampak konflik, baik secara ekonomi maupun kemanusiaan.
📢 Kesimpulan
Rencana perdamaian yang diusulkan Trump menandai babak baru dalam diplomasi konflik Israel–Hamas. Ancaman keras Trump terhadap Hamas menambah tekanan bagi kelompok tersebut untuk segera memberikan respons.
Sementara sebagian pihak menyambut proposal ini sebagai langkah menuju gencatan senjata yang berkelanjutan, tantangan di lapangan tetap besar, terutama soal kepercayaan dan perlucutan senjata Hamas.
Keputusan Hamas dalam beberapa hari ke depan akan menjadi penentu arah masa depan Gaza, apakah menuju perdamaian atau melanjutkan siklus kekerasan yang telah menimbulkan penderitaan bagi jutaan warga sipil.
Cek juga platform artikel paling top di capoeiravadiacao
