museros.site Pasukan TNI dari Komando Operasi Habema Kogabwilhan III berhasil merebut kembali wilayah Kampung Soanggama, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Wilayah ini sebelumnya dikuasai oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang beroperasi di bawah Kodap VIII Soanggama.
Dalam operasi militer tersebut, terjadi kontak tembak sengit antara prajurit TNI dan kelompok separatis bersenjata. Pertempuran berlangsung beberapa jam hingga akhirnya TNI berhasil menguasai area tersebut. Berdasarkan laporan lapangan, sebanyak 14 anggota OPM tewas dalam baku tembak itu.
Langkah cepat TNI dianggap sebagai upaya menegakkan keamanan dan memastikan keselamatan warga sipil di wilayah Intan Jaya yang selama ini sering menjadi sasaran teror dari kelompok bersenjata.
Pernyataan Panglima Komando Operasi Habema
Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menjelaskan bahwa operasi ini dilakukan secara terukur dan sesuai dengan prosedur militer. Tujuan utama bukan hanya menumpas kelompok bersenjata, tetapi juga untuk melindungi masyarakat dan menegakkan kedaulatan negara di wilayah yang sempat dikuasai OPM.
“Kami bertindak berdasarkan mandat negara untuk menjaga Papua tetap aman. Setiap langkah kami lakukan dengan memperhatikan keselamatan warga sipil,” ujar Lucky Avianto.
Ia juga menegaskan bahwa pasukan TNI terus berupaya mengedepankan pendekatan profesional dan humanis dalam setiap operasi. Prajurit di lapangan ditekankan untuk tidak bertindak berlebihan dan tetap berkoordinasi dengan aparat kepolisian serta pemerintah daerah.
Wilayah Soanggama Kembali Aman
Setelah pertempuran usai, pasukan TNI segera mengamankan area sekitar Kampung Soanggama. Tim gabungan dari satuan tempur dan intelijen memastikan tidak ada lagi perlawanan aktif dari kelompok OPM di wilayah itu.
Beberapa senjata api dan amunisi berhasil diamankan sebagai barang bukti. Selain itu, TNI juga menemukan sejumlah dokumen dan perlengkapan logistik yang ditinggalkan kelompok bersenjata. Barang-barang tersebut kini tengah dianalisis untuk mengungkap jaringan pergerakan OPM di wilayah pegunungan tengah Papua.
Situasi di Soanggama kini berangsur kondusif. Warga yang sebelumnya mengungsi mulai kembali ke kampung mereka dengan pengawalan dari aparat keamanan.
Perlindungan terhadap Warga Sipil
Panglima Lucky menekankan bahwa operasi di Intan Jaya dilakukan dengan prinsip perlindungan terhadap penduduk lokal. Prajurit TNI yang tergabung dalam operasi gabungan diperintahkan untuk membantu warga yang terdampak konflik, termasuk memberikan pasokan bahan makanan dan layanan medis darurat.
“Prioritas utama kami adalah keselamatan masyarakat. Setelah situasi aman, kami akan membantu pemerintah daerah memulihkan aktivitas warga dan fasilitas umum,” tegasnya.
Beberapa prajurit bahkan terlibat langsung dalam pengamanan jalur logistik untuk memastikan bantuan dapat disalurkan ke kampung-kampung yang sebelumnya terisolasi akibat gangguan keamanan.
Respons Pemerintah dan Masyarakat
Operasi militer di Intan Jaya mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat Papua. Mereka menilai langkah TNI sudah sesuai dengan mandat negara untuk menjaga stabilitas di wilayah rawan konflik.
Seorang tokoh adat di Intan Jaya mengatakan bahwa masyarakat sangat mendambakan kedamaian. “Kami sudah lelah hidup dalam ketakutan. Kami ingin anak-anak bisa sekolah dan warga bisa bertani tanpa takut diserang,” ujarnya.
Pemerintah daerah juga mengapresiasi kerja cepat TNI yang berhasil mengembalikan keamanan di wilayah Soanggama. Setelah operasi berakhir, pemerintah akan fokus membangun kembali fasilitas publik yang sempat rusak akibat pertempuran.
Pendekatan Keamanan dan Dialog
Meski keberhasilan TNI menjadi kabar positif, pemerintah pusat menegaskan bahwa penyelesaian masalah di Papua tidak hanya mengandalkan kekuatan militer. Pendekatan dialog dan pembangunan ekonomi tetap menjadi prioritas utama.
Juru bicara Kementerian Pertahanan menyebut, operasi militer hanya dilakukan terhadap kelompok bersenjata yang mengancam nyawa warga dan aparat. Sementara masyarakat sipil Papua akan terus dilibatkan dalam program sosial dan ekonomi agar tidak terpengaruh oleh propaganda separatis.
“Negara hadir bukan untuk berperang dengan rakyatnya, tapi untuk melindungi mereka dari ancaman kelompok bersenjata,” katanya dalam pernyataan resmi.
Tantangan di Lapangan
Wilayah Intan Jaya dikenal memiliki medan yang berat. Akses menuju lokasi operasi hanya dapat ditempuh melalui jalur udara atau jalan setapak. Kondisi geografis ini membuat operasi militer memerlukan strategi khusus.
Prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Operasi Habema dilatih khusus untuk menghadapi kondisi ekstrem di pegunungan Papua. Mereka membawa peralatan komunikasi satelit dan logistik terbatas untuk menjaga mobilitas tinggi di lapangan.
Selain menghadapi tantangan alam, pasukan juga harus berhadapan dengan taktik gerilya kelompok OPM yang sering berpindah tempat. Oleh sebab itu, operasi pengamanan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan untuk memastikan seluruh wilayah aman dari ancaman.
Upaya Pemulihan Pasca Operasi
Setelah situasi di Soanggama dinyatakan aman, fokus berikutnya adalah pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat. TNI berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan pemerintah daerah untuk menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak.
Selain itu, aparat juga membantu memperbaiki sekolah, rumah ibadah, dan jalan desa yang rusak akibat konflik. Pemerintah berharap pemulihan cepat dapat mencegah warga kembali trauma dan membuka kembali aktivitas ekonomi lokal.
“Ketika keamanan pulih, kami ingin masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Papua harus maju dengan damai,” ujar Panglima Lucky.
Penutup
Operasi TNI di Intan Jaya menjadi bukti nyata komitmen negara menjaga Papua tetap aman dalam bingkai NKRI. Keberhasilan merebut kembali wilayah Soanggama menunjukkan bahwa aparat keamanan mampu bertindak cepat dan profesional dalam melindungi rakyat.
Namun, keberlanjutan damai tidak cukup hanya dengan kekuatan senjata. Pemerintah, aparat, dan masyarakat perlu terus bersinergi membangun Papua dengan pendekatan kesejahteraan, pendidikan, dan keadilan sosial.
Dengan langkah ini, diharapkan Papua bisa tumbuh menjadi wilayah yang damai, stabil, dan sejahtera—tanpa bayang-bayang konflik bersenjata.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritabumi.web.id
